Rabu, 18 Februari 2009

Judul buku : Kekuatan Cinta Menembus Istana; Petikan Hikmah dalam Kisah Nabi Yusuf ASJudul terjemahan : ‘Azhamu Sajin Fi At-TarikhPenulis : DR. ‘Aidh Al-QarniTebal : ix+231 hal.Penerbit : Kuwais, Agustus 2008Harga: Rp. 50.000
KAUNEE.COM--Kekuatan cinta dapat menembus ruang dan waktu. Setiap orang tentu memiliki cinta, baik cinta kepada orang tua, cinta kepada anak, cinta kepada saudara, cinta kepada sesama manusia, maupun cinta kepada sesama makhluk. Namun, kecintaan tersebut akan tidak ada artinya bila tidak disertai dengan kecintaan kepada Allah SWT, Sang Pencipta Alam Semesta. Orang yang mencintai Allah, ia akan merasakan kenikmatan dan keindahan cinta.
Demikian juga yang dirasakan oleh Nabi Yusuf. Nabi yang terkenal dengan ketampanannya ini melampaui masa-masa sulit dan kesusahan hidup dengan sabar, tabah, dan tegar. Penderitaan dan pengasingan telah memperkuat kecintaan dan keyakinannya kepada Allah SWT. Maka, ketika saudara dan orang yang iri dan menzaliminya meminta maaf kepada Yusuf, dengan ikhlas Yusuf langsung memaafkan mereka.
Menelusuri kisah perjalanan hidup Nabi Yusuf, kita akan menemukan sosok tampan, ramah, saleh, ikhlas, istiqamah, dan amanah. Sosok seperti inilah yang patut dicontoh oleh generasi muda sekarang ini. Penderitaan dan tantangan hidup, menjadikannya sosok yang sabar dan ikhlas. Fitnah yang ditujukan kepadanya, tidak membuatnya dendam, tetapi ia menjadi sosok yang pemaaf. Bahkan, keirian para saudaranya, ia balas dengan kasih sayang. Yusuf memang seorang nabi, di mana pun ia berada, ia selalu mengajarkan tauhid dan kebajikan.
Selain itu, Yusuf juga seorang yang cerdas dan penakwil mimpi. Ketepatan takwil mimpinya telah merubah ia menjadi seorang pemimpin dan bendaharawan negara yang mampu memenej kebutuhan rakyat.
Buku Kekuatan Cinta Menembus Istana; Petikan Hikmah dalam Kisah Nabi Yusuf ditulis oleh Aidh Al-Qarni dengan judul ‘Azhamu Sajin Fi At-Tarikh ini memaparkan secara gamblang tafsiran surah Yusuf. Aidh Al-Qarni yang berlatar belakang keilmuwan tafsir dan hadis, serta menguasai syair menuturkan bahwa pemilihan menafsirkan surah Yusuf ini karena di dalam surah Yusuf mengandung kisah terbesar sepanjang sejarah. Surah yang menceritakan kisah para nabi dan rasul, para raja, kaum saudagar, kaum fakir, dan penjara. Menceritakan pula tentang kesulitan dan kelapangan hidup, kekayaan dan kefakiran, perbuatan keji dan kesucian diri, dosa dan ampunan, serta mimpi dan kisah nyata. Kisah ini berakhir dengan kebaikan, kelapangan, kebahagiaan, dan kesenangan.
Penulis mengajak kita belajar dari kisah Al-Qur’an (h.13). Al-Qur’an merupakan pedoman, petunjuk, cahaya, penawar, rahmat, nasehat, penjelasan segala sesuatu, serta bukti nyata dan hujah yang kuat bagi kita. Menurut Aidh Al-Qarni, ada tiga faktor keakuratan kisah Al-Qur’an (h. 13-16). Pertama, keagungan sumber. Kedua, tidak terdapat bualan, kedustaan, dan apologi. Ketiga, kisah-kisah Al-Qur’an mengandung manfaat, pendidikan, dorongan kepada kebaikan, dan larangan kebatilan.