Sabtu, 24 Januari 2009

CERITA DI UJUNG SENJA
Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
Laki-Laki yang Sholeh Hanya untuk Wanita yang Sholehah
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula.wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik,dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula..” Allah telah berfirman dengan jelas dalam An-Nur 26 seperti ini.Itu berarti formula untuk mendapatkan pasangan hidup telah pula ditegaskan.Dulu..saya berpikir lantas apakah wanita yang tidak baik tidak berhak mendapat laki-laki yang baik? atau sebaliknya?.. Firman Allah memang tidak bisa ditelan mentah-mentah,tetapi jika kita renungkan kembali,semua yang difirmankan Allah adalah benar adanya dan pasti bermanfaat untuk kebaikan manusia.
Banyak sekali laki-laki berkata:”aku ingin mendapat istri yang sholehah” akan tetapi ia sendiri tidak melihat dirinya masih berperilaku layaknya playboy,gonta-ganti pacar,pegang-pegang wanita yang bukan muhrimnya,cipika-cipiki sana sini,sholat sering ditinggalkan,mendengar adzan diabaikan. Lantas bagaimana ia akan mendapat wanita yang sholehah sedang dirinya sendiri tidak sholeh?
Demikian pula wanita berharap:”aku ingin mendapat suami yang sholeh” akan tetapi ia masih mengenakan rok mini di atas lutut,atasan tank top,aurat terbuka kemana-mana,gampang sekali digandeng oleh laki-laki walaupun dengan alasan klise hanya sebagai teman. Lisannya berkata:”aku punya harga diri” tapi dimana?.. Bagaimana akan ada laki-laki yang sholeh mau memilihnya menjadi istrinya? sementara setiap saat ia terlihat bergantian laki-laki yang bersamanya. Apakah ada laki-laki sholeh yang mau memiliki istri seperti ini?
Ketika seorang laki-laki yang sholeh memilih seorang istri,tentunya ia berharap bahwa istrinya akan menutup aurat,menurut perintah suami, membatasi pergaulan tidak terlalu bebas pergi-pergi dengan laki-laki lain,bisa menerima penghasilan suami dengan ikhlas,melahirkan dan menyusui anak-anaknya,merawat dan mendidik anak-anaknya,memasak untuk suami,dll seabrek tugas wanita di rumah. Akan tetapi jika si wanita takut bodinya berubah karena melahirkan,takut tangannya kasar karena memasak,takut tidak bebas jalan bersama kawan-kawan lakinya.Maka wanita ini belum bisa mendapat suami yang sholeh,karena sebenarnya dirinya sendiri belum siap menjadi sholehah.
Jika hal seperti ini dipaksakan,misal salah satu pihak belum siap dengan konsekwensi menjadi istri yang sholehah/suami yang sholeh,maka ujung-ujungnya adalah perceraian,nautzubillah.Karena itu perbaiki dulu diri kita,jika telah sepadan..( dalam arti usaha untuk menjadi wanita yang sholehah atau laki-laki yang sholeh) maka insyaAllah Allah tidak akan tinggal diam.Dia Maha Melihat, Dia Tidak Tidur,Dia Maha Penerima Taubat,yang mengetahui usaha hambanya untuk menjadi lebih baik,memperbaiki diri.
Islam adalah agama yang indah,mengatur segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia.Jika ini diterapkan akan terwujud kebahagian yang dijanjikan Allah.Tapi sayang banyak orang islam yang tidak memahami,atau mungkin faham tapi mencoba menutup mata karena lebih memperturutkan kemajuan zaman dan nafsu diri.
Biqudrotika ya Ghoffurur Rahim..Engkau telah tentukan petunjuk untuk kebahagian kamiAmpunilah jika diri kami masih lebih condong kepada nafsBerilah kami syafaatmu dan kemudahan mengendalikan diri agar kami bisa termasuk laki-laki yang sholeh/wanita yang sholehah.Amin..

Selasa, 20 Januari 2009

SONG FOR GAZA

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)(Composed by Michael Heart)Copyright 2009
A blinding flash of white lightLit up the sky over Gaza tonightPeople running for coverNot knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planesWith ravaging fiery flamesAnd nothing remainsJust a voice rising up in the smoky haze
We will not go downIn the night, without a fightYou can burn up our mosques and our homes and our schoolsBut our spirit will never dieWe will not go downIn Gaza tonight
Women and children alikeMurdered and massacred night after nightWhile the so-called leaders of countries afarDebated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vainAnd the bombs fell down like acid rainBut through the tears and the blood and the painYou can still hear that voice through the smoky haze
We will not go downIn the night, without a fightYou can burn up our mosques and our homes and our schoolsBut our spirit will never dieWe will not go downIn Gaza tonight
Pesona Kecantikan Batin wanita muslimah(Inner Beauty)
window.google_render_ad();

Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian
Membaca sebait puisi yang tertulis di dalam buku Kotak kecantikan Ajaib yang ditulis oleh Ninih Muthmainnah atau yang biasa disebut teh ninih membuat saya berfikir bahwa mungkinkah bisa menjadi seperti apa yang beliau uraikan tersebut. Buku yang menjelaskan tentang lika-liku seorang muslimah, bagaimana pentingnya mengutamakan kecantikan batin dari pada hanya memperhatikan kecantikan fisik semata. Yahh..wanita dengan segala keindahanya..karena memang seperti itulah Allah menciptakan makhluk yang bernama wanita. Namun terkadang…kecantikan itu yang bisa membuat wanita menjadi penghuni neraka terbanyak dibandingkan laki-laki.Siapa sih yang tidak ingin disebut cantik? Semua wanita pasti menginginkannya. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa terlihat cantik. Bahkan yang sebenernya tidak terlalu cantik, bisa mendadak jadi cantik kalau dia makeover tubuhnya disalon dan berdandan dengan pakaian yang modis. Halah…kayaknya butuh ekstra banyak doku deh kalau mau terus ngikutin hawa nafsu biar tetep di bilang cantik.
“eh…aku dah cantik blum”“
kira-kira…pantes gak ya aku dandan kaya gini”
“pakaian sama dandanan apaan sih yang lagi ngetrend saat ini, mau dunk di makeover kaya majalah itu”
“kira-kira si dia suka gak ya, tampilan cewek modis”
Bla…bla…bla….banyak deh rumpian yang sering kita denger kalo segenk wanita sudah ngomongin masalah penampilan atau kecantikan fisik. Memang cantik fisik itu penting juga, dan tidak bisa dianggap remeh. Tapi, apakah hanya sekedar cantik parasnya, mata yang indah, suara merdu? Tentu saja tidak. Kecantikan luar itu tidak akan bermakna tanpa ada kecantikan yang datang dari dalam. Waduuhh…apa lagi nih? Kecantikan batin atau bahasa kerenya Inner Beauty.
Terkadang kita pernah melihat atau berbicara dengan seseorang yang sebenarnya dari penampilan fisiknya biasa-biasa saja, tapi ada aura yang terpancar dari dirinya yang membuat kita merasa tertarik padanya. Nah! Pesona inilah yang disebut dengan Inner Beauty. Menurut buku yang saya baca ini, Inner Beauty adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat memancarkan keindahan, karisma seseorang. Tetapi pengaruhnya dapat dirasakan oleh orang lain yang berada disekitarnya dan juga memiliki ketaqwaan kepada Allah. Wanita yang senantiasa memelihara ketaqwaan akan dapat mengalahkan kecantikan yang hanya dimiliki lahiriah saja.
Ciri wanita bertaqwa adalah mencintai Allah dan Rasulnya. menutup auratnya, melakukan ibadah-ibadah sunnah, berdzikir kepada Allah, bergaul dengan orang-orang shaleh, merasa diawasi oleh Allah, mengendalikan hawa nafsu.
sudah jelas mengenai inner beauty? Sekarang bagaimana caranya supaya memiliki inner beauty tersebut.Seorang muslimah, dapat memancarkan aura keanggunan fisiknya dari kepribadianya sehingga dapat tampil mempesona. Agar aura kecantikan bisa terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batinnya.Bagaimana bisa menampilkan inner beauty? Kunci utamanya adalah harus tampil percaya diri atau PeDe, berfikiran positif, dan tidak menyesali keadaan. Mampu mengendalikan stress.dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga penting lho! Supaya bisa terhindar dari rasa benci, dengki, iri, mencoba untuk menghargai orang lain, gaya hidup yang sehat serta pola makan yang tepat. wah berat juga yaa…tapi mulai dicoba tidak ada salahnya kan?
Lantas, bagaimana caranya mengasah inner beauty tersebut?
Pertama, berfikiran positif. Berfikir positif pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Muslimah yang berfikiran positif diyakini dapat membuat wajah lebih bersinar karena yang ada di dalam hati dan pikiran terpancar melalui wajah dan mata. Jangan menyesali kekurangan diri, lebih baik berfikir bahwa manusia memiliki kekurangan dan juga kelebihan.
Kedua, rasa Syukur. Rasa syukur juga membuat kita terhindar dari penyakit hati. Bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan fisik kita sedemikian sempurnanya. Rasa syukur akan membuat batin terasa lebih tentram. Biasakan juga untuk mengulurkan bantuan dengan ikhlas bagi orang yang membutuhkan.
Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Dengan wawasan serta pengetahuan yang luas akan membuat wanita muslimah memiliki nilai tambah tersendiri.
Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah SENYUM (^_^). Karena senyum yang tulus dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan membuat wajah lebih bersinar. Hiks! Senyumnya asal jangan disalah artikan saja yaa…..
Ciri-ciri wanita muslimah yang memiliki kecantikan inner beauty itu, mereka yang mampu bertoleransi dan berinteraksi dengan sesama, mempunyai rasa sayang terhadap siapapun, dan rendah hati serta kuat iman. Heemmm…kira-kira…sudah ada blum yaa di diri ini ciri-ciri tersebut? Yah kalau kepingin punya ciri-ciri tersebut. Tidak ada salahnya kan mencoba mengikuti saran teh ninih?
FATWA-FATWA KONTEMPORER
PERTANYAAN Kami ingin mengetahui hukum boleh tidaknya laki-lakimemandang perempuan, malah lebih khusus lagi, perempuanmemandang laki-laki Sebab, kami pernah mendengar dariseorang penceramah bahwa wanita itu tidak boleh memandanglaki-laki, baik dengan syahwat maupun tidak. Sang penceramahtadi mengemukakan dalil dua buah hadits. Pertama, bahwa Nabi saw. pernah bertanya kepada putrinya,Fatimah r.a., "Apakah yang paling baik bagi wanita?" Fatimahmenjawab, "janganlah ia memandang laki-laki dan jangan adalaki- laki memandang kepadanya." Lalu Nabi saw. menciumnyaseraya berkata, "Satu keturunan yang sebagiannya (keturunandari yang lain).1 Kedua, hadits Ummu Salamah r.a., yang berkata, "Saya pernahberada di sisi Rasulullah saw. dan di sebelah beliau adaMaimunah, kemudian Ibnu Ummi Maktum datang menghadap.Peristiwa ini terjadi setelah kami diperintahkan berhijab.Lalu Nabi saw. bersabda, "Berhijablah kalian daripadanya!"Lalu kami berkata, "Wahai Rasulullah, bukankah diatunanetra, sehingga tidak mengetahui kami?" Beliau menjawab,"Apakah kalian juga tuna netra?" Bukankah kalian dapatmelihatnya?" (HR Abu Daud dan Tirmidzi. Beliau (Tirmidzi)berkata, "Hadits ini hasan sahih.)2 Pertanyaan saya, bagaimana mungkin wanita tidak melihatlaki-laki dan laki-laki tidak melihat wanita, terlebih padazaman kita sekarang ini? Apakah hadits-hadits tersebut sahihdan apa maksudnya? Saya harap Ustadz tidak mengabaikan surat saya, dan sayamohon Ustadz berkenan memberikan penjelasan mengenai masalahini sehingga dapat menerangi jalan orang-orang bingung, yangterus saja memperdebatkan masalah ini dengan tidak adaujungnya. Semoga Allah memberi taufik kepada Ustadz. JAWABAN Allah menciptakan seluruh makhluk hidup berpasang-pasangan,bahkan menciptakan alam semesta ini pun berpasang-pasangan,sebagaimana firman-Nya: "Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasang-pasangansemuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan daridiri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui"(Yasin: 36) "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supayakamu mengingat akan kebesaran Allah." (ad-Dzaariyat: 49) Berdasarkan sunnah kauniyah (ketetapan Allah) yang umum ini,manusia diciptakan berpasang-pasangan, terdiri dari jenislaki-laki dan perempuan, sehingga kehidupan manusia dapatberlangsung dan berkembang. Begitu pula dijadikan daya tarikantara satu jenis dengan jenis lain, sebagai fitrah Allahuntuk manusia. Setelah menciptakan Adam, Allah menciptakan (dari dan untukAdam) seorang istri supaya ia merasa tenang hidup dengannya,begitu pula si istri merasa tenang hidup bersamanya. Sebab,secara hukum fitrah, tidak mungkin ia (Adam) dapat merasabahagia jika hanya seorang diri, walaupun dalam surga iadapat makan minum secara leluasa. Seperti telah saya singgung di muka bahwa taklif ilahi(tugas dari Allah) yang pertama adalah ditujukan kepadakedua orang ini sekaligus secara bersama-sama, yakni Adamdan istrinya: "... Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, danmakanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimanasaja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini,yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."(al-Baqarah: 35) Maka hiduplah mereka didalam surga bersama-sama, kemudianmemakan buah terlarang bersama-sama, bertobat kepada Allahbersama-sama, turun ke bumi bersama-sama, dan mendapatkantaklif-taklif ilahi pun bersama-sama: "Allah beffirman, Turunlah kamu berdua dari surgabersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yanglain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalubarangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesatdan tidak akan celaka." (Thaha: 123) Setelah itu, berlangsunglah kehidupan ini. Laki-laki selalumembutuhkan perempuan, tidak dapat tidak; dan perempuanselalu membutuhkan laki-laki, tidak dapat tidak. "Sebagiankamu adalah dari sebagian yang lain." Dari sini tugas-tugaskeagamaan dan keduniaan selalu mereka pikul bersama-sama. Karena itu, tidaklah dapat dibayangkan seorang laki-lakiakan hidup sendirian, jauh dari perempuan, tidak melihatperempuan dan perempuan tidak melihatnya, kecuali jika sudahkeluar dari keseimbangan fitrah dan menjauhi kehidupan,sebagaimana cara hidup kependetaan yang dibikin-bikin kaumNasrani. Mereka adakan ikatan yang sangat ketat terhadapdiri mereka dalam kependetaan ini yang tidak diakui olehfitrah yang sehat dan syariat yang lulus, sehingga merekalari dari perempuan, meskipun mahramnya sendiri, ibunyasendiri, atau saudaranya sendiri. Mereka mengharamkan atasdiri mereka melakukan perkawinan, dan mereka menganggapbahwa kehidupan yang ideal bagi orang beriman ialahlaki-laki yang tidak berhubungan dengan perempuan danperempuan yang tidak berhubungan dengan laki-laki, dalambentuk apa pun. Tidak dapat dibayangkan bagaimana wanita akan hidupsendirian dengan menjauhi laki-laki. Bukankah kehidupan itudapat tegak dengan adanya tolong-menolong dan bantu-membantuantara kedua jenis manusia ini dalam urusan-urusan dunia danakhirat? "Dan orang-orangyang beriman, laki-laki dan perempuan,sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yanglain..." (at-Taubah: 71) Telah saya kemukakan pula pada bagian lain dari buku inibahwa Al-Qur'an telah menetapkan wanita - yang melakukanperbuatan keji secara terang-terangan - untuk "ditahan" dirumah dengan tidak boleh keluar dari rumah, sebagai hukumanbagi mereka - sehingga ada empat orang laki-laki muslim yangdapat memberikan kesaksian kepadanya. Hukuman ini terjadisebelum ditetapkannya peraturan (tasyri') dan diwajibkannyahukuman (had) tertentu. Allah berfirman: "Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji,hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yangmenyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberipersaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalamrumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allahmemberi jalan yang lain kepadanya." (an-Nisa': 15) Hakikat lain yang wajib diingat di sini - berkenaan dengankebutuhan timbal balik antara laki-laki dengan perempuan -bahwa Allah SWT telah menanamkan dalam fitrah masing-masingdari kedua jenis manusia ini rasa ketertarikan terhadaplawan jenisnya dan kecenderungan syahwati yang instinktif.Dengan adanya fitrah ketertarikan ini, terjadilah pertemuan(perkawinan), dan reproduksi, sehingga terpeliharalahkelangsungan hidup manusia dan planet bumi ini. Kita tidak boleh melupakan hakikat ini, ketika kitamembicarakan hubungan laki-laki dengan perempuan atauperempuan dengan laki-laki. Kita tidak dapat menerimapernyataan sebagian orang yang mengatakan bahwa dirinyalebih tangguh sehingga tidak mungkin terpengaruh olehsyahwat atau dapat dipermainkan oleh setan. Dalam kaitan ini, baiklah kita bahas secara satu persatuantara hukum memandang laki-laki terhadap perempuan danperempuan terhadap laki-laki. LAKI-LAKI MEMANDANG PEREMPUAN Bagian pertama dari pernyataan ini sudah kami bicarakandalam Fatwa-fatwa Kontemporer Jilid I tentang wajib tidaknyamemakai cadar, dan kami menguatkan pendapat jumhur ulamayang menafsirkan firman Allah: "... Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecualiyang (biasa) tampak daripadanya... " (an-Nur: 31 ) Menurut jumhur ulama, perhiasan yang biasa tampak itu ialah"wajah dan telapak tangan." Dengan demikian, wanita bolehmenampakkan wajahnya dan kedua telapak tangannya, bahkan(menurut pendapat Abu Hanifah dan al-Muzni) kedua kakinya. Apabila wanita boleh menampakkan bagian tubuhnya ini (mukadan tangan/kakinya), maka bolehkah laki-laki melihatkepadanya ataukah tidak? Pandangan pertama (secara tiba-tiba) adalah tidak dapatdihindari sehingga dapat dihukumi sebagai darurat. Adapunpandangan berikutnya (kedua) diperselisihkan hukumnya olehpara ulama. Yang dilarang dengan tidak ada keraguan lagi ialah melihatdengan menikmati (taladzdzudz) dan bersyahwat, karena inimerupakan pintu bahaya dan penyulut api. Sebab itu, adaungkapan, "memandang merupakan pengantar perzinaan." Danbagus sekali apa yang dikatakan oleh Syauki ihwal memandangyang dilarang ini, yakni: "Memandang (berpandangan) lalu tersenyum, lantas mengucapkansalam, lalu bercakap-cakap, kemudian berjanji, akhirnyabertemu." Adapun melihat perhiasan (bagian tubuh) yang tidak biasatampak, seperti rambut, leher, punggung, betis, lengan(bahu), dan sebagainya, adalah tidak diperbolehkan bagiselain mahram, menurut ijma. Ada dua kaidah yang menjadiacuan masalah ini beserta masalah-masalah yang berhubungandengannya. Pertama, bahwa sesuatu yang dilarang itu diperbolehkanketika darurat atau ketika dalam kondisi membutuhkan,seperti kebutuhan berobat, melahirkan, dan sebagainya,pembuktikan tindak pidana, dan lain-lainnya yang diperlukandan menjadi keharusan, baik untuk perseorangan maupunmasyarakat. Kedua, bahwa apa yang diperbolehkan itu menjadi terlarangapabila dikhawatirkan terjadinya fitnah, baik kekhawatiranitu terhadap laki-laki maupun perempuan. Dan hal ini apabilaterdapat petunjukpetunjuk yang jelas, tidak sekadar perasaandan khayalan sebagian orang-orang yang takut dan ragu-raguterhadap setiap orang dan setiap persoalan. Karena itu, Nabi saw. pernah memalingkan muka anak pamannyayang bernama al-Fadhl bin Abbas, dari melihat wanitaKhats'amiyah pada waktu haji, ketika beliau melihat al-Fadhlberlama-lama memandang wanita itu. Dalam suatu riwayatdisebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah saw.,"Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?" Beliau saw.menjawab, "Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi,maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadapmereka." Kekhawatiran akan terjadinya fitnah itu kembali kepada hatinurani si muslim, yang wajib mendengar dan menerima fatwa,baik dari hati nuraninya sendiri maupun orang lain. Artinya,fitnah itu tidak dikhawatirkan terjadi jika hati dalamkondisi sehat, tidak dikotori syahwat, tidak dirusak syubhat(kesamaran), dan tidak menjadi sarang pikiran-pikiran yangmenyimpang. WANITA MEMANDANG LAKI-LAKI Diantara hal yang telah disepakati ialah bahwa melihatkepada aurat itu hukumnya haram, baik dengan syahwat maupuntidak, kecuali jika hal itu terjadi secara tiba-tiba, tanpasengaja, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih dariJarir bin Abdullah, ia berkata: "Saya bertanya kepada Nabi saw. Tentang memandang (auratorang lain) secara tiba-tiba (tidak disengaja). Lalu beliaubersabda, 'Palingkanlah pandanganmu.'" (HR Muslim) Lantas, apakah aurat laki-laki itu? Bagian mana saja yangdisebut aurat laki-laki? Kemaluan adalah aurat mughalladhah (besar/berat) yang telahdisepakati akan keharaman membukanya di hadapan orang laindan haram pula melihatnya, kecuali dalam kondisi daruratseperti berobat dan sebagainya. Bahkan kalau aurat iniditutup dengan pakaian tetapi tipis atau menampakkanbentuknya, maka ia juga terlarang menurut syara'. Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa paha laki-laki termasukaurat, dan aurat laki-laki ialah antara pusar dengan lutut.Mereka mengemukakan beberapa dalil dengan hadits-hadits yangtidak lepas dari cacat. Sebagian mereka menghasankannya dansebagian lagi mengesahkannya karena banyak jalannya,walaupun masing-masing hadits itu tidak dapat dijadikanhujjah untuk menetapkan suatu hukum syara'. Sebagian fuqaha lagi berpendapat bahwa paha laki-laki itubukan aurat, dengan berdalilkan hadits Anas bahwa Rasulullahsaw. pernah membuka pahanya dalam beberapa kesempatan.Pendapat ini didukung oleh Muhammad Ibnu Hazm. Menurut mazhab Maliki sebagaimana termaktub dalamkitab-kitab mereka bahwa aurat mughalladhah laki-laki ialahqubul (kemaluan) dan dubur saja, dan aurat ini bila dibukadengan sengaja membatalkan shalat. Para fuqaha hadits berusaha mengompromikan antarahadits-hadits yang bertentangan itu sedapat mungkin ataumentarjih (menguatkan salah satunya). Imam Bukharimengatakan dalam kitab sahihnya "Bab tentang Paha,"diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Jurhud, dan Muhammad bin-Jahsydari Nabi saw. bahwa paha itu aurat, dan Anas berkata, "Nabisaw. pernah membuka pahanya." Hadits Anas ini lebih kuatsanadnya, sedangkan hadits Jurhud lebih berhati-hati.

Selasa, 13 Januari 2009

BIDADARI YANG CANTIK JELITA
Mereka sangat cangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.
Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa’ib, jama’ dari ka’ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: “warna putih adalah separoh keindahan”
Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:
Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukan laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahatAl-’In jama’ dari aina’, artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: ”Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS: Al-Baqarah: 25)
Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.
Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: “Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?” Beliau menjawab,”Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan.” (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.
Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: ”Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?” (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)
Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-’Urub, jama’ dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.
Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, “Al-’Urub, jama’ dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun”, artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.
Semoga para wanita-wanita di dunia ini mampu memperoleh kedudukan untuk menjadi Bidadari-Bidadari yang lebih mulia dari Bidadari-Bidadari yang tidak pernah hidup di dunia ini. Wallahu A’lam
(Sumber Rujukan: Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin [Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu], karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah)
Entry Filed under:
Akhwat, Al Muslimah, Annisa, Emansipasi, Islam, Islamic, Muslim, Muslimah, Perempuan, Religion, Religius, Situs Islam, Tentang Perempuan, Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Women

WE ARE MOSLEM

MENJADI MUSLIMAH SEJATI
Kita sangat perlu untuk membahas materi ini karena beberapa alasan. Diantara alasan tersebut adalah apa yang kita saksikan dalam kehidupan sebagian wanita muslimah di zaman ini. Kehidupan dengan segala bentuk ‘keanehannya’. Dalam beberapa hal begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain sangat kurang dan jauh dari nilai-nilai agama.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan pelaksanaan syiar-syiar Islam.Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam, kehidupan dan manusia.’
Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).
Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.
Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam berbakti kepada kedua orang tuanya.
Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.
Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal shaleh.
Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.
Ada yang memperhatikan itu semua terapi kurang silaturahimnya kepada saudara-saudaranya.
Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.
Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.
Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah tangga, putera puterinya dan suaminya.
Kalau kita merasa heran dari ini semua, keheranan kita akan bertambah ketika kita mengetahui bahwa itu semua muncul dari para wanita muslimah yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik terhadap agama ini. Dari para wanita muslimah yang tumbuh dalam lingkungan Islam dan memiliki bekal pengetahuan agama yang tidak sedikit! Ini kadang-kadang dikarenakan tidak peduli atau tidak memiki pandangan yang utuh yang telah diajarkan Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu dengan seimbang. Tidak memprioritaskan satu aspek dengan mengorbankan aspek lain.
Orang yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits akan mendapati begitu banyaknya dalil yang menjelaskan perilaku yang seharusnya dimiliki wanita muslimah dalam hubungannya dengan Rabbnya, pembentukan pribadinya dan hubungannya dengan orang lain. Tatanan hidup yang mengatur segala sesuatu dari yang besar sampai yang kecil. Semua nash tersebut akan memberikan rambu-rambu yang mengantarkan pada kehidupan yang terarah dan seimbang. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kesuksesan di dunia dan dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian.
Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita muslimah mendapatkan kepribadiannya yang asli. Kepribadian yang sejalan dengan fitrahnya. Sehingga melahirkan wanita muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan hubungannya.
Mencapai tingkat tersebut sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia secara umum karena wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan generasi mendatang, mencetak para pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta, kasih sayang dan keindahan serta memenuhi rumah tangga dengan rasa aman, tenang, tentram dan damai.
Wanita muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup menerangi dunia wanita modern yang telah jenuh dengan filsafat materialisme dan pola hidup jahiliyah yang mendominasi kehidupan masa kini. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya pada sumber permikiran yang murni untuk kemudian menata kembali kepribadiannya yang asli yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-Qur’an dan As Sunnah.
Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wata’aala memberikan taufiq pada kita semua untuk istiqamah dalam agama yang telah dibawa Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.